PSUA Kantungi Tiga Penghargaan Dari Negeri Kelahiran Mozart

Akhir bulan Juni lalu, Paduan Suara Universitas Airlangga berhasil menorehkan prestasi di negeri kelahiran Mozart. Gabriella Vevanesya (HI 2013) dan Athaya Aushafina (HI 2015) menuturkan pengalaman mereka.

The 3rd International Choral Competition Ave Verum (ICC-AV) yang diselenggarakan di Baden, Austria, merupakan ajang prestigius kompetisi choir yang telah ada semenjak tahun 2012 dan diadakan setiap dua tahun sekali. Tahap registrasi diadakan secara online, di mana seluruh tim paduan suara yang berminat untuk mengikuti lomba diharuskan mengirim rekaman lagu dengan komposisi choir (SATB) untuk diseleksi. PSUA lolos seleksi bersama-sama dengan tujuh tim dari tujuh negara lainnya, yaitu Filipina, Ceko, Hungaria, Swedia, Estonia, Rusia, dan Belarus. Rangkaian The 3rd International Choral Competition Ave Verum (ICC-AV) dimulai tanggal 22 dan berakhir tanggal 25 Juni 2017.

ICC-AV memang baru dimulai pada tanggal 22 Juni 2017. Namun sesuai tradisi, PSUA mulai tinggal di Baden lebih awal, agar tiap anggota dapat memiliki kesempatan untuk menyesuaikan dengan iklim dan kondisi di Baden. Gabriella dan Aya beserta anggota PSUA terpilih lainnya sudah ada di Baden sejak tanggal 16 Juni 2017 dan rutin berlatih setiap harinya. Sebelumnya, untuk mempersiapkan performa mereka, PSUA telah berlatih selama kurang lebih enam bulan. Selama latihan di Indonesia, Gabriella mengaku bahwa yang mengikuti latihan tidak pernah benar-benar bisa full team sehingga latihan full team baru dijalani oleh PSUA secara intensif selama di Austria.

PSUA 2

Babak Penyisihan

Tiba hari H, PSUA menampilkan sebanyak empat lagu dalam babak penyisihan, yakni All That Can Breath, Vezzosi Augelli, Salve Regina, dan Ave Maria. Tak disangka, mereka lolos menuju babak terakhir, yakni babak Grand Prix, menyisihkan 5 terbaik dari sebelumnya delapan tim. Pada akhirnya, Trotz, Dem Alten Drachen, Dieu, Qui’l La Fait Bon Regarder!, Ave Regina, dan Contrition berhasil membawa PSUA pada gelar 1st Place with Gold Superior of the 3rd International Choral Competition Ave Verum (ICC-AV) in Baden, Austria.

PSUA 5

Saat PSUA masuk babak Grand Prix

PSUA 3

Menyabet Gelar Juara 1st Place with Gold Superior of the 3rd International Choral Competition Ave Verum (ICC-AV)

Selain berlatih menyanyi dan berhasil menyabet juara pertama, PSUA juga diharuskan berlatih koreografi untuk mempersiapkan pertunjukan di Pre-Competition Concert. Ada satu agenda yang mengharuskan choir untuk menampilkan lagu folklore, namun pergantian agenda memaksa mereka mengubah rencana awal dan memutuskan untuk menampilkan lagu folklore mereka di agenda lain, yakni Long Night dan Public Singing.

PSUA 4

Pada acara Long Night, PSUA menampilkan Tanah Airku Indonesia, Ondel-Ondel, Cing Cangkeling dan di acara Public Singing, mereka membawakan sendunya Rayuan Pulau Kelapa dan lincahnya Yamko Rambe Yamko kepada para audiens, yang dengan segera membuat banyak telinga jatuh hati. Tak heran jika lagi-lagi PSUA berhasil mendapatkan penghargaan Audience Award yang didapatkan dari hasil voting penonton. Selain dua penghargaan tadi, PSUA juga membawa pulang penghargaan Best Interpretation of A Choral Piece After 2000 setelah membawakan lagu Ave Maria pada babak penyisihan.

PSUA 1

Perwakilan dari FISIP (dari kiri): Gabriella (HI 2013), Isa (Ilkom), Athaya (HI 2015), dan Diva (Ilkom)

Persiapan pribadi.

Aya: “Persiapan pribadi selain yang teknis-teknis gabisa dipisah dari persiapan tim sih karena pada akhirnya persiapan pribadi itu untuk tim juga. Lebih ke menguasai materi musically, jaga kesehatan biar suara juga ga serak waktu hari H.”

Kesan dan Pesan

Gabriella: “Pencapaian yang diraih tahun ini bener-bener gak disangka! Karena ini kali pertama setelah beberapa tahun PSUA menang lagu klasik (biasanya folklore, kayak yang 2 tahun di Estonia) ditambah saingannya yang ga bisa dibantah kalau mereka itu hebat-hebat. Belum lagi prosesnya yang bener-bener ditempa dan proses yang dilalui juga gak gampang. Ups and downs, mulai dari sebelum berangkat sampai di sana yang akhirnya gajadi Konser Kebudayaan itu… Jadi ketika ditanya gimana perasaanku waktu senang, jujur bersyukur banget! Bangga bisa tergabung dalam PSUA ini dan menjadi perwakilan dari Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa dan almamater, dan aku yakin temen-temenku satu tim juga pasti merasakan hal yang sama. As an IR student, ajang ini merupakan the closest to being an Indonesian representative.”

Aya: “Grateful, karena sudah melalui proses panjang, berbulan-bulan, dan sudah berdinamika, dari hal-hal teknis maupun kreatif. Jadi bersyukur banget proses itu akhirnya menghasilkan sesuatu yang memuaskan dan membanggakan. As an IR student and as an individual juga aku merasa belajar banyak, like jadi punya pengalaman firsthand berada di tengah-tengah kultur yang berbeda dan memperluas wawasan soal variations of choirs di Eropa (dan Filipina) yang levelnya udah wow”

Unforgettable Moment?

Aya: “Momen berkesan justru ketika masak indomie dan perkedel dan nasi goreng buat makan tiap hari waktu di hostel di Wina dan naik metro ke mana-mana dan ketemuan sama temen yang lagi exchange juga.

Performance favorit.

Aya: “Sewaktu menampilkan Ave Verum Corpus-nya Mozart sama peserta-peserta lain di St. Stephan’s Church di Baden which he (Mozart) apparently composed there dan pertama kali ditampilkan di situ juga. Dari PSUA-nya sendiri juga, I think waktu grand prix? Karena udah penghabisan banget terakhir-terakhir.”

Share