GNH vs GDP: Di Balik Inovasi Raja Bhutan

FISIP UIN Surabaya — Jumat kemarin (11/8) CSGS kembali menyelenggarakan DIAS. DIAS yang berdurasi dua jam tersebut bertajuk “Can Gross National Happiness Replace Gross Domestic Product of a Country?” dan merupakan kolaborasi dengan FISIP UIN Surabaya.


Diskusi dibuka dengan pembahasan terkait asal-usul GNH (Gross National Happiness) sendiri, yang berawal dari gagasan raja Bhutan, sebuah negara kecil di daerah Pegunungan Himalaya, yang mengganggap bahwa kebahagiaan lebih penting daripada aspek ekonomi kuantitatif. Namun, GNH menurut raja Bhutan tersebut tidak menyampingkan ekonomi kuantitatif.
Konsep yang ditawarkan oleh Bhutan bisa dikatakan unik dan bagus. Namun, kuantifikasi atau pengukuran menjadi kendala dalam pengukuran GNH. Selain itu, pengukuran GNH melihat pada aspek-aspek yang subjektif, yakni spiritual, kesehatan, dan ekonomi. Berbeda jauh dengan pengukuran GDP yang berdasarkan pada aspek yang objektif, yakni ekonomi.
GDP dan GNH sendiri dapat saling berkaitan, terutama jika patokannya adalah uang. Jika GNH tinggi, maka GDP pasti tinggi. Jika GDP tinggi, GNH belum tentu tinggi. Namun keduanya tetap berbeda dan tidak saling berkaitan jika dilihat dari fungsinya.
GNH berfungsi memancing negara untuk mengembangkan sistem internal untuk membuat rakyat sejahtera. Namun, GDP adalah statistik ekonomi yang objektif.
Selain itu, GNH memiliki perbedaan dengan HDI yang sudah diterima secara internasional, karena GNH sampai saat ini baru diberlakukan di Bhutan.
Ironisnya, HDI dan Happiness Index di Bhutan tidak lebih tinggi dari HDI negara-negara Skandinavia. Index Bhutan berada di tingkat 97.
Konsep GNH sebenarnya bagus namun sulit dterapkan dan, sebagai indeks yang subjektif, rawan penyalahgunaan dan intervensi dari pihak ketiga.


DIAS kali ini lantas menyimpulkan bahwasanya GNH kemungkinan tidak akan pernah menggantikan GDP secara utuh. GNH hanya dapat menjadi alternatif GDP yang berfungsi untuk mendorong pemerintahan untuk memperbaiki sistemnya agar kesejahteraan masyarakat semakin baik.

Share